Nangka atau Artocarpus heterophyllus Lamk

1. SEJARAH SINGKAT: 

Nangka adalah pohon buah yang berasal dari India dan menyebar ke wilayah tropis, termasuk Indonesia. Pohon ini disebut dengan beberapa nama di berbagai daerah di Indonesia, seperti nongko/nangka (Jawa, Gorontalo), langge (Gorontalo), anane (Ambon), lumasa/malasa (Lampung), nanal atau krour (Irian Jaya), dan nangka (Sunda). Nama asing termasuk jacfruit, jack, nangka, Malaysia, kapiak, liangka, Filipina, peignai, khnaor, Kamboja, mimiz, miiz hnang, Laos, khanun, Thailand, dan mit.

2. Jenis Tanaman: 

Lebih dari tiga puluh kultivar ada di Indonesia, dan lebih dari dua puluh kultivar ada di Jawa. Nangka dibagi menjadi dua kategori: pohon nangka buah besar dan mini.

1) Nangka buah besar berukuran 20–30 m tinggi, dengan diameter batang 80 cm, dan berbuah pada 5-10 tahun. 

2) Nangka buah kecil berukuran 6-9 m tinggi, dengan diameter batang 15-25 cm, dan berbuah pada 18–24 bulan.

Berdasarkan kondisi, tiga jenis daging buah nangka dapat dibedakan. Yang pertama adalah nangka bubur, yang memiliki daging tipis, lunak, dan berserat. Yang kedua adalah nangka salak, yang memiliki daging buah tebal, agak kering, dan aromanya lebih lemah. (nangka celeng dan nangka belulang). 

3) Nangka cempedak: daging buah tipis, liat, dengan bau khas.

Nangka bilulang atau celeng, nangka cempedak, nangka dulang, nangka kandel, nangka kunir, nangka merah, nangka salak, dan nangka mini adalah beberapa varietas nangka terbaik yang ditanam di Indonesia.

3. MANFAAT TANAMAN 

1) Daging buah nangka muda (tewel) digunakan sebagai makanan sayuran. 

2) Tepung biji nangka digunakan sebagai bahan baku industri makanan (bahan makan campuran). 

3) Daun muda dapat digunakan sebagai pakan ternak. 

4) Kayu nangka dianggap lebih baik daripada jati untuk membuat meubel, bangunan pembubutan, tiang kapal, kandang kuda dan sapi (di Priangan), dayung, perkakas, dan alat musik.

4. SENTRA PENANAMAN: 

Buah ini sangat penting, bahkan dianggap sebagai makanan pokok saat kekurangan makanan. Nangka biasanya dipelihara di pekarangan dan dikebun buah campuran di Asia Tenggara. Pada tahun 1980-an, beberapa kebun buah yang luas menanam nangka sebagai tanaman tumpang sari dengan nangka. Pabrik pengalengan di Malaysia tidak dapat mengekspor buahnya ke Australia, Eropa, atau tempat lain karena buahnya sangat mudah busuk.

5. Persyaratan Penumbuhan 

5.1. Iklim 

1) Angin membantu tanaman nangka menyerbukan bunga. 

2) Pohon nangka cocok tumbuh di wilayah dengan curah hujan tahunan rata-rata antara 1.500 dan 2.500 milimeter dan musim kering yang tidak terlalu keras. 

3) Sinar matahari sangat penting untuk nangka untuk fotosintesa dan pertumbuhan karena pohon ini termasuk intoleran (tumbuh di tempat yang memiliki bulan kering lebih dari empat bulan tiga). Ketidakcukupan sinar matahari dapat menyebabkan pembentukan dan pertumbuhan bunga dan buah terganggu.

4) Suhu udara harus antara 16 dan 21 derajat Celcius, dengan suhu maksimum 31 hingga 31,5 derajat Celcius. 

5) Kelembaban tinggi diperlukan untuk mengurangi penguapan.

5.2. Media Tanam 

1) Pohon nangka tumbuh baik di tanah aluvial, tanah liat berpasir atau berlempung yang dalam, yang beririgasi baik.

2) Dalam kebanyakan kasus, tanah yang disukai adalah tanah yang gembur dan agak berpasir. Pohon ini dapat hidup pada tanah yang tandus sampai subur dengan reaksi tanah yang asam hingga alkalis. Pohon ini dapat tumbuh dan menghasilkan buah bahkan di tanah gambut.

3) Pohon nangka tahan terhadap pH rendah (tanah masam), dengan pH antara 6,0 dan 7,5, tetapi pH ideal adalah antara 6 dan 7. 

4) Kedalaman air tanah ideal untuk pertumbuhan nangka adalah 1-2 meter atau antara 1-2,5 meter. Ditanam pada tanah dengan lapisan atas tebal yang cukup (sekitar 1 m) karena perakarannya sangat dalam.

5.3. Ketinggian Tempat: 

Pohon nangka dapat tumbuh dari dataran rendah hingga ketinggian 1.300 m dpl, tetapi ketinggian tempat antara 0-800 m dpl adalah yang terbaik untuk pertumbuhan.

Rekomendasi Ekologi 

6.1. Pembibitan 

1) Persyaratan Bibit

Karena okulasi atau cangkok hanya dapat memperbanyak sedikit persentase tanaman, kebanyakan perbanyakan tanaman nangka dilakukan dengan menggunakan biji. Hal ini mungkin disebabkan oleh kandungan lateksnya, yang dapat menghambat proses persatuan.

Seleksi nangka unggul dilakukan sejak masa pembibitan untuk mendapatkan nangka yang cepat berbuah, berkualitas tinggi, dan tahan terhadap hama dan penyakit. Untuk memilih bibit yang baik, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

a. Bibit harus berasal dari jenis atau varietas yang unggul (produksi tinggi, buah berkualitas tinggi, berumur panjang, dan tahan terhadap hama dan penyakit). 

b. Bibit harus sehat, seperti yang ditunjukkan oleh batang yang kokoh, lurus, tegak, banyak percabangan, dan daun bagian atas hijau segar dan mengkilap.

2) Melakukan Persiapan Bibit

Penanganan benih meningkatkan perkecambahan dengan membersihkan kulit biji yang berlendir dan bagian perikarp yang berupa tanduk. Jika diperlukan penyimpanan jangka pendek, benih tidak boleh dibiarkan mengering sebelum disemai saat masih segar.

Benih yang memiliki 40% kandungan air aslinya dan disimpan dalam wadah plastik yang kedap dan disimpan pada suhu udara 20 derajat Celcius masih dapat berkecambah selama tiga bulan. Dalam kondisi yang memadai, pertumbuhan dapat dimulai setelah sepuluh hari dan mencapai tingkat perkecambahan 80% hingga 100% dalam waktu 35 hingga 40 hari setelah disemai. Untuk perkecambahan, benih harus diletakkan mendatar atau dengan hilum menghadap ke bawah.

Pembiakan pohon nangka melalui okulasi memerlukan pengalaman dan keterampilan khusus, dan persentase keberhasilannya rendah. Keunggulannya termasuk sifat induknya yang dapat diturunkan dan buahnya yang cepat.Anakan nangka atau cempedak, yang berasal dari biji, digunakan sebagai pangkal bawah.

Proses okulasi ditunjukkan sebagai berikut:

a) Sayat mata kayu (entras) dari batang nangka, dengan kulit kira-kira dua sentimeter dari atas hingga dua sentimeter di bawah mata. Kayau yang dibawa harus dibuang dengan hati-hati agar tidak merusak titik tumbuh mata.

b) Sayat kulit pangkal bawah pohon berukuran 10-20 cm di atas leher akar, dengan lebar 2-3 cm dan panjang 3-4 cm. Potongan lidah kukit separuh diambil dari kayunya. Mata Anda harus dimasukkan ke dalam lidah kulit pohon di pangkal bawah, sehingga mata Anda tetap terlihat di atas lidah kulit yang dipotong. Setelah itu, ikat tali rafia di sekitar kepala Anda dan pastikan mata Anda tidak terhimpit.

c) Setelah okulasi berhasil, setelah 8–14 hari, ikatan tali rafia harus dilepas.

Setelah tunas tumbuh sepanjang 1-10 cm, ikatlah tunas pada bagian atas pohon. Ini memastikan bahwa tunas tumbuh lurus dan tidak rusak oleh angin saat digoyanggoyang.

Bahan untuk cangkok dibuat dari dahan muda, ranting baru, atau tunas ranting baru di cabang pohon atau dari tunas ranting yang belum produktif. Untuk memastikan pertumbuhan perakaran yang optimal, pencangkokan dilakukan menjelang musim penghujan. Namun, selama musim kemarau, pencangkokan tetap dilakukan, tetapi harus disiram secara teratur.

Cara mencangkoknya adalah dengan mengupas kulit di sekitarnya dengan lebar sekitar 3 hingga 5 cm. Selama 1-2 hari, luka yang telah dibuat dibiarkan kering dengan angin. Setelah itu, hormon rootone F dioleskan pada bagian atas luka, dan kemudian ditutup dengan tanah.berkompos atau humus yang telah dibasahi dan ditutup dengan sabut kelapa atau plastik yang diberi lobang-lobang kecil.

3) Metode penyemaian bibit biji: 

Bibit disemai atau ditanam ke dalam kantong plastik di bedengan sedalam setebal biji. Kemudian, lapisan tipis tanah ditutup. Biji akan berkecambah dengan daya kecambah rata-rata dan persen jadi tanaman plus atau minus 90 persen.

Karena bibit yang lebih tua sulit untuk dipindahtanamkan, semai muda dipotkan selambat-lambatnya setelah berdaun empat helai. Menyemaikan satu atau dua benih langsung ke dalam satu wadah dapat menyelesaikan masalah ini. Tempat terbaik untuk menyimpan semai adalah di bawah naungan (50 hingga 70 persen intensitas cahaya matahari penuh).